Jayapura – Bertempat di Aula Polresta Jayapura telah dilaksanakan kegiatan Assistensi Peningkatan Kehumasan Polri Bidhumas Polda Papua di Polres Jayapura yang dipimpin langsung oleh Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Drs. Ahmad Musthofa Kamal S.H, Jumat (23/07/2021).
Hadir dalam kegiatan asistensi yakni Kapolresta Jayapura Kota Kombes Pol Gustav R. Urbinas,S.H.,S.I.K., dan diikuti Pejabat Utama Polresta Jayapura Kota dan Personel Polresta Jayapur Kota.
Kapolresta Jayapura Kota dalam kesempatannya mengatakan bahwa maksud dan tujuan dilaksanakan kegiatan ini yakni untuk mendengarkan penjelasan dari Kabid Humas Polda Papua guna memberikan pandangan umum dan khusus tentang pola kerja, tindakan dan sistem pengelolaan informasi yang diberikan kepada masyarakat oleh anggota Polri ataupun informasi yang diterima oleh masyarakat dari sumber yang tidak jelas atau anonim serta peranan humas sebagai counter opini tersebut dengan menyajikan informasi yang benar, terbuka dan terarah kepada masyarakat.
Selanjutnya Kabid Humas Polda Papua dalam kesempatannya menyampaikan, ada wawasan apa yang dibicarakan sehingga kita bisa mengetahui kondisi dan situasi di dunia maya, konflik kerusuhan 2019 di beberapa Kabupaten dan Kota di Provinsi Papua dan penyebab isu rasis yang di Surabaya dan dampak dari aksi demo damai yang berubah menjadi anarkis serta pengrusakan Kantor Pemerintahan, Rumah dan Toko.
“Penanganan terhadap 7 tersangka provokasi dan penggerak massa demo damai yang berujung anarkis, konflik terjadi karena adanya oknum masyarakat Indonesia yang berada di luar negeri an. Veronica Koman dan Socratez Nyoman, sering mempublikasikan pernyataan yang menyudutkan Pemerintah, penyebabnya adalah isu rasis,” ucap Kabid Humas.
Lanjutnya, Konflik kecelakaan di Dogiay tersebar foto di media sosial korban supir truk yang disandingkan dengan babi, pencegah konflik yaitu membentuk pasukan cyber dari tingkat Polda, Polres dan polsek dengan cara mengindentifikasi para personil yang aktif menggunakan media sosial, Bid Humas mengkoordinir seluruh personil yang teridentifikasi di atas dan membuat group media sosial masing-masing melalui media WhatsApp, Twitter dan Instagram.
“Membuat meme yang sejuk dengan materi menumbuhkan sikap saling gotong royong dan menjaga sikap toleransi, saling menghormati dan perbedaan suku, bahasa dan adat istiadat, mengoptimalkan aktifitas pasukan cyber untuk melakukan kegiatan take down atas temuan berita-berita hoax di media sosial serta kita juga harus mengindentifikasi akun-akun yang sering menyebarkan berita negatif dengan melakukan profeeling pemilik akun untuk di laporkan ke Direktorat Reskrimsus Polda Papua,” jelas Kabid Humas.
Kabid Humas menambahkan bahwa penghentian konflik merupakan serangkaian kegiatan untuk mengakhiri kekerasan menyelamatkan korban, membatasi perluasan dan eskalasi konflik serta mencegah bertambahnya jumlah korban dan kerugian harta benda melalui tindakan negosiasi (soft power) hingga tindakan tegas terukur (hard power), soft power yaitu membuat meme serta spanduk himbauan dan hard power takut melakukan take down atas temuan berita-berita yang membuat konten-konten provokatif, hoax maupun konten negatif dalam rangka penegakan hukum dilakukan upaya-upaya mengumpulkan bukti-bukti digital guna memperkuat pembuktian terhadap penyelidikan.