- Version
- Download 2
- File Size 864.00 KB
- File Count 1
- Create Date 25 Juni 2020
- Last Updated 25 Juni 2020
Jayapura – Mengangkat tema “Membangun kerukunan umat beragama dimasa pandemi Covid-19 untuk Papua tanah damai” Kapolda Papua Irjen Pol Drs. Paulus Waterpauw menghadiri kegiatan Reses MRP Provinsi Papua masa sidang II tahun 2020 yang bertempat di Aula Kantor Kementrian Agama Kota Jayapura, Kamis (25/6).
Kegiatan tersebut dikoordinir oleh Anggota Pokja Agama MRP Dr. H. Toni Wanggai, S.Ag, M.A selaku Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Provinsi Papua serta di hadiri oleh Staf Ahli Presiden RI Deputi V Bidang Politik, Hukum, Keamanan, HAM dan Otsus Aceh-Papua, Ketua Komnas HAM RI Perwakilan Provinsi Papua, Kabid Humas Polda Papua, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Jayapura, Ketua KKSS (Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan) Provinsi Papua, Ketua HKJM (Himpunan Kerukunan Jawa Madura) Provinsi Papua, Ketua LMA Port Numbay Para Pengurus Ormas Islam Se- Kota Jayapura dan Pengurus Panguyuban Nusantara Kota Jayapura.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Jayapura dalam kesempatannya menyampaikan bahwa populasi penduduk Kota Jayapura yaitu ada sekitar 422.000 jiwa yang terdapat berbagai agama, suku dan ras oleh karena itu Kantor Kementerian Agama Kota Jayapura dalam konteks ini melakukan suatu pembinaan untuk mencapai target kerukunan umat beragama di Kota Jayapura.
“Tugas yang harus dilakukan oleh Kantor Kementerian Agama dalam pembinaan dan selain itu juga mempunyai sistem kerja yang sangat tinggi dengan tenaga SDM yang terbatas dan juga memang anggaran yang sangat terbatas pula, program dilakukan oleh Kantor Kementerian Agama dengan lembaga keagamaan untuk mencari berbagai macam solusi dari hasil konsultasi produksi dalam bentuk kebijakan itu untuk memberikan tingkat solusi yang konstruktif terhadap masyarakat,” tuturnya.
Lanjut dikatakanya, dengan adanya kegiatan seperti ini, mampu membuat suatu format presentasi dari berbagai jejak pendapat yang disampaikan oleh para tokoh adat, masyarakat dan agama melalui Forum Panguyuban dan Agama Lintas Nusantara dengan sebuah upaya bahwa tidak ada masalah yang tidak dapat menyelesaikan apabila di kerjakan secara bersama-sama.
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Provinsi Papua dalam kesempatanya juga mengatakan bahwa Reses oleh Lembaga Majelis Rakyat Papua (MRP) khususnya Kelompok Kerja (Pokja) Agama ini dilaksanakan setiap 3 (tiga) bulan sekali, dimana bertujuan untuk mendengarkan dan menampung semua aspirasi masyarakat dalam bidang keagamaan masyarakat yang nantinya akan dibahas kembali dan selanjutnya diteruskan kepada pemangku-pemangku kepentingan atau Stakeholder di Papua.
“Selain itu, kegiatan ini juga dalam rangka menyikapi situasi dan kondisi yang saat/belakangan ini berkembang di Papua pada kehidupan masyarakat sehingga diharapkan kita dapat bersama-sama mencari solusi untuk menyelesaikan semua persoalan yang selanjutnya akan kita rumuskan demi membangun Papua menjadi Tanah Damai,” ucapnya.
Menyikapi situasi Papua di tengah Pandemi Covid-19, Kapolda Papua memaparkan terakit penyebaran Covid-19 yang kian Masif dan meningkat.
“Data pertanggal 24 Juni 2020 total 1.551 Kasus Positif yang tersebar di 15 Kab dan 1 Kota di Provinsi Papua, Kabupaten yang baru terdapat kasus positif yaitu Kab. Yalimo (2 orang) dan Kab Puncak Jaya (1 Orang), Kabupaten yang telah sembuh seluruh Pasien yaitu Kab. Merauke, Supiori dan Mamteng,” ucap Kapolda Papua.
Selain itu, Kapolda juga menambahkan bahwasanya dampak yang ditimbulkan akibat Covid-19 yakni, merubahnya berbagai tatanan sosial keagamaan dan berbagai aspek lainnya.
“Yang tadinya Berjamaah/Ibadah bersama saat ini ibadah di rumah masing-masing. Dari segi ekonomi, munculah penganggurah baru, harga bahan pokok naik dan Distribusi Bansos tidak merata. Dan dari segi stabilitas keamanan, 487 Narapidana di Papua mendapatkan asimilasi, namun angka Kriminalitas seperti Curas, Penganiayaan dan Pengerusakan masih Meningkat,” tambah Kapolda Papua.
Selain itu, terjadi 6 kali gangguan keamanan oleh kelompok KKB salah satunya penembakan terhadap petugas kesehatan di kampung Distrik Wanda Kabupaten Intan Jaya yang mengakibatkan satu korban meninggal dunia An. Heniko Somau dan 1 Orang Kritis An. Alemanek Bagau.
“Langkah-langkah yang telah dilakukan Polda Papua dan Jajaran yakni, melaksanakan operasi aman Nusa Dua (operasi kepolisian penanganan bencana non alam) dengan Sub Satgas Deteksi, Pencegahan, Penanganan, Rehabilitasi, Gakkum, Ban Ops dan Dapur Umum, membentuk tim reaksi cepat penanganan covid-19 hingga melaksanakan program Kapolri penyiapan beras Polri untuk masyarakat terdampak pandemi covid 19,” tambah Kapolda Papua.
Staf Ahli Presiden RI Deputi V Bidang Politik, Hukum, Keamanan, HAM dan Otsus Aceh-Papua LAUS juga menegaskan kembali terkait Visi dan Misi Presiden yaitu, mempercepat dan melanjutkan pembangunan infrastruktur, pembangunan sumber daya manusia, mengundang Investasi seluas-luasnya untuk membuka lapangan pekerjaan, reformasi dan birokrasi dan anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang fokus dan tepat sasaran.
“Kami ingin menyampaikan bahwa Bapak Presiden telah mempersiapkan sebuah evaluasi terhadap pembangunan di papua dan Papua Barat. Secara Nasional Kita berada pada posisi yang cukup dilematis ditengah situasi Pandemic Covid-19 yang terus berkembang menjadi persoalan baru walaupun juga Secara perspektif sangat beragam hingga terungkit kembali persoalan Rasisme,” terangnya.
Kepala Komnas HAM Perwakilan Provinsi Papua Frits Ramandey menegaskan bahwa kondisi terkait kerukunan umat beragama yang ia kutip dari pernyataan bapak George dari siaran radio yang mengatakan bahwa orang Port Numbay tidak menginginkan kekacauan dan itu pernyataan yang Arif oleh seorang Ondoafi tapi yang jauh lebih penting adalah kemampuan para ilmuwan dan para tokoh masyarakat mampu mengelola konflik waktu itu.
“Saya tidak membayangkan kalau kemudian para paguyuban dan tokoh agar tidak memiliki kepekaan untuk mengelola konflik waktu itu dan konflik akan jauh lebih luas dan besar. Kami mengirim 13 Tim ke 13 wilayah yang ada konflik waktu itu nanti Papua sedang mencari untuk membantu dan ternyata pilihan jatuh kepada Bapak Paulus Waterpauw, Kami telah menerbitkan laporan yang Kami menyebutnya rasis orang singkat tentang situasi rasis waktu itu dan potensi berulangnya tindakan yang sama,” ucapnya.
Selain memberikan materi terkait tema yang telah digaungkan, para stakeholeder juga saling memberikan tanggapan terkait materi yang telah disampaikan. Usai saling memberikan tanggapan, kegiatan ditutup dengan pemberian bantuan sembako secara simbolis Kapolda Papua kepada perwakilan masyarakat/Paguyuban.
Adapun bantuan yang diberikan berupa 1 (satu) Karung Beras 10 Kg, 1 (satu) Karton Mie Instan, 1 (satu) Plastik Gula 1 Kg, 1 (satu) Kotak Daun The, 1 (satu) Kaleng Susu, 1 (satu) Botol Minyak Goreng, 2 (Dua) Sabun Mandi, 2 (Dua) Sabun Cuci dan 2 (Dua) Bungkus Kopi.