[language-switcher]
Beranda  Berita

Binmas Polres Bulungan Menyampaikan Ideologi Pancasila ke Umat Buddha

FOTO BERSAMA : Kasat Binmas Polres Bulungan AKP Munawan saat foto bersama pasca menjadi narasumber kegiatan bimbingan masyarakat Buddha dalam rangka pembinaan ideologi Pancasila bagi umat Buddha.

TANJUNG SELOR – Mewakili Kapolres Bulungan AKBP Ronaldo Maradona T.P.P Siregar, Kasat Binmas Polres Bulungan AKP Munawan menghadiri kegiatan bimbingan masyarakat Buddha dalam rangka pembinaan ideologi Pancasila bagi umat Buddha di Hotel Luminor, Jalan Sabanar Lama, Kecamatan Tanjung Selor, Sabtu (11/6/2022).

Dalam kesempatan itu pun, Kasat Binmas sekaligus bertindak sebagai narasumber dan memberikan sejumlah materi ideologi Pancasila sebagai falsafah. Mulai dari definisi Pancasila, latar belakang, kaitan Pancasila, butir Pancasila hingga nilai – nilai pada butir Pancasila.
Yang mana, pada kegiatan itu juga dihadiri secara langsung H. Saifi selaku Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Utara, Mayor Adil yang juga selaku narasumber dari Kodim, Sugiyo selaku Pembimas Buddha Kanwil Kemenag Kaltara, Allen Tedi Purnawan selaku Ketua Yayasan Graha Paramita dan Sopian Hartono selaku Ketua Vihara Dharma Cakra Tanjung Selor.

Dalam penyampaiannya, Kasat Binmas pertama menjelaskan definisi Pancasila secara istilah berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Panca dan Sila. Panca berarti lima dan Sila merupakan prinsip atau asas. Sehingga diperoleh pengertian bahwa Pancasila adalah rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.

“Secara bahasa, Pancasila berarti ideologi pemersatu bangsa yang digali dari akar budaya bangsa Indonesia yang mengandung nilai-nilai luhur dan dijunjung sampai sekarang. Baik nilai agama, adat istiadat, kebersamaan, kesetaraan, keadilan ataupun perjuangan untuk melepaskan diri dari penjajahan ,” ungkap Kasat Binmas.
Lanjutnya, mengenai latar belakang terbentuknya Pancasila yaitu berawal dari kekalahan Jepang pada perang Pasifik 1945. Lalu dibentuk BPUPKI oleh Jepang dengan iming-iming kemerdekaan. Hingga dilaksanakan sidang pada 29 Mei 1945 – 01 Juni 1945 dengan tiga tokoh utama penyumbang gagasan ideologi negara. Mereka adalah Moh. Yamin, Dr. Soepomo dan Ir Soekarno.

“Dari penyampaian Bapak Ir. Soekarno ini menjadi awal hari lahirnya Pancasila pada 01 Juni 1945. Dan terbentuk panitia berjumlah sembilan yang menyempurnakan “Pancasila”,” jelasnya.

Lebih lanjutnya, tetapi saat ini ternyata Jepang tak kunjung memberikan kemerdekaan ke Indonesia. Maka, dibentuk organisasi baru dengan nama PPKI (panitia persiapan kemerdekaan Indonesia). Salah satu agenda pembahasan mengesahkan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi Negara Indonesia.
“Hingga sekarang Pancasila tetap dijadikan dasar dan ideologi Negeri Indonesia yang didalamnya mengandung nilai luhur bangsa. Termasuk peringatan Hari Lahir Pancasila selalu dilaksanakan setiap 1 Juni,” terangnya.

Sementara, tambahnya, mengenai kaitan Pancasila di sini adalah falsafah, ideologi, aspek keagamaan dan aspek sosial. Adapun falsafah Pancasila memiliki pengertian suatu pandangan hidup yang telah diyakini bangsa Indonesia sebagai kebenaran. Oleh karenanya, Pancasila dijadikan falsafah hidup bangsa.
“Sedangkan menyoal butir – butir Pancasila berdasarkan ketetapan MPR No 2/MPR/1978 tentang pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila terdiri atas 36 butir Pancasila. Namun, kemudian diamandemen pasca era reformasi berdasarkan Tap MPR No 1/ MPR/2003 terdapat 45 butir Pancasila,” rincinya.

Terakhir, kesimpulannya adalah Pancasila sebagai pengayom, pelindung dan perekat berbagai kemajemukan di Indonesia. Terdiri, Tanah (daratan yang tersebar dari Sabang sampai Merauke), Air (tersebar dengan ketentuan laut teritorial dan zona ekonomi eksklusif), Suku (tersebar di 5 pulau besar di Indonesia, Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua), Agama (meliputi enam agama yang diakui di Indonesia. Terdiri, Islam, Khatolik, Protestan, Hindu, Budhha dan Khonghucu).
“Lalu Ras di sini adalah Ras Malayan-Mongoloid, Ras Melanesoid, Ras Asiatic Mongoloid dan Ras Kaukasoid. Hingga budaya dan bahasa,” tutupnya. (HmsResbul)

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Pinterest

HUMAS MABES POLRI

Turun Langsung ke TKP Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Kakorlantas: Pemeriksaan Awal Tak Temukan Jejak Rem di Lokasi
Korlantas Polri Berduka Tragedi Kecelakaan Tergulingnya Bus Wisata di Subang
Polri Matangkan Kesiapan Pengamanan World Water Forum
Polri Siapkan Jalur yang Dilewati Tamu Negara Saat World Water Forum di Bali Agar Aman dan Lancar
Kesiapan Polri Dalam Pelaksanaan Tugas Pokok Operasi Puri Agung World Water Forum 2024 di Bali
Satgas Damai Cartenz berhasil tangkap Pelaku Pembunuhan Danramil Aradide
Lihat Semua

HUMAS POLDA

Polres Pagaralam gerak cepat terkait Masyarakat Kota Pagaralam berbondong-bondong untuk mengantri gas elpiji 3 KG, ini alasannya
Sambang Bhabinkamtibmas di Sidamanik: Upaya Memperkuat Kamtibmas Melalui Dialog Bersama Warga
Kapolres Sekadau Jalin Silaturahmi dan Sampaikan Pesan Kamtibmas di Gereja Baptis Indonesia
Polres Sekadau Tertibkan PETI di Sungai Kapuas, Bantah Pembiaran Aktivitas Ilegal
Turun Langsung ke TKP Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Kakorlantas: Pemeriksaan Awal Tak Temukan Jejak Rem di Lokasi
Perdamaian Masyarakat di Tapian Dolok, Momen Syukuran Berlangsung Aman
Lihat Semua
WordPress Lightbox