Polres Bangkalan, Menjelang Hari Bhayangkara ke – 77 tahun 2023, Polres Bangkalan mengelar Bakti Kesehatan bersama Bhayangkari Cabang Bangkalan diGedung Serba Guna Kemala Bhayangkari pagi tadi. (Senin, 19/6/2023)
Dipimpin oleh Ketua Bhayangkari Cabang Bangkalan Ny. Ayu Febri serta tim Sidokkes Polres Bangkalan pada sambutannya menyampaikan bahwa tujuan dari adanya kegiatan ini adalah sebagai bentuk kepedulian Polri terhadap Stunting (gizi buruk) untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan bahaya pada anak-anak dalam mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan mereka.
“Pentingnya penyuluhan Stunting ini selain dalam rangka menyambut Hari Bhayangkara ke-77 tahun 2023 juga untuk mendukung pemerintah dalam pencegahan dan penanggulangan stunting di seluruh Indonesia, khususnya di Kabupaten Bangkalan. Jadi mari kita ikuti dengan seksama apa yang disampaikan dari Sidokkes Polres Bangkalan,” tuturnya.
Penyuluhan Stunting tersebut pula menghadirkan narasumber dari Siddokkes Polres Bangkalan dr. Nafryka Shilvianingtyas dan diikuti oleh pengurus Bhayangkari Cabang Bangkalan, Polwan, dan ibu-ibu ASN Polres Bangkalan untuk memberikan edukasi pentingnya menjaga pola gizi anak maupun pelayanan kepada masyarakat, terutama masyarakat yang kurang mampu, dengan harapan dapat membantu dalam penanganan kesehatan.
“Dimana berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia, 2021, 1 dari 4 anak Indonesia mengalami stunting atau kurang lebih ada 5 juta anak Indonesia mengalami stunting,” ucap Nafryka.
Kemudian, dirinya memaparkan perbedaan antara balita normal dan stunting terlihat dari sisi tinggi badan.
“Balita stunting terlihat lebih pendek dari balita seusianya. Namun, perbedaan yang tidak terlihat antara keduanya adalah otak anak stunting tidak terbentuk dengan baik dan dapat berdampak panjang. Stunting memang dipengaruhi oleh status kesehatan remaja, ibu hamil, pola makan balita, serta ekonomi, budaya, maupun faktor lingkungan seperti sanitasi dan akses terhadap layanan kesehatan,” jelasnya.
Namun Stunting dapat dicegah dengan 5 cara, lanjut Nafryka menambahkan sebagaimana yang telah diusahakan oleh pemerintah.
“Pertama Gerakan #AksiBergizi melalui membentuk kebiasan olahraga, sarapan dan konsumsi tablet tambah darah untuk menurunkan anemia pada remaja di sekolah; Gerakan #BumilSehat melalui Meningkatkan pemeriksaan dan pengetahuan Bumil untuk meningkatkan kesehatan bumil; Gerakan #PosyanduAktif : Meningkatkan cakupan tumbuh kembang balita di Posyandu untuk deteksi dini dalam mencegah balita gizi kurang dan stunting; Gerakan #JamboreKader yaitu Meningkatkan kapabilitas kader dalam memberikan pelayanan, dan terakhir Gerakan #CegahStuntingituPenting yakni Mengedukasi masyarakat tentang stunting dan pencegahannya melalui pesan ABCDE,” urainya.
Kemudian, dr. Nafryka menyampaikan Pesan ABCDE bebas stunting, diantaranya:
- (A) Aktif minum Tablet Tambah Darah
- Konsumsi TTD bagi remaja putri 1 tablet seminggu sekali.
- Konsumsi TTD bagi Ibu hamil 1 tablet setiap hari (minimal 90 tablet selama kehamilan)
- (B) Bumil teratur periksa kehamilan minimal 6 kali
- Periksa kehamilan minimal 6 (enam) kali, 2 (dua) kali oleh dokter menggunakan USG
- (C) Cukupi konsumsi protein hewani
- Konsumsi protein hewani setiap hari bagi bayi usia di atas 6 bulan
- (D) Datang ke Posyandu setiap bulan
- Datang dan lakukan pemantauan pertumbuhan (timbang dan ukur) dan perkembangan, serta imunisasi balita ke posyandu setiap bulan
- (E) Eksklusif ASI 6 bulan
- ASI ekslusif selama 6 bulan dilanjutkan hingga usia 2 tahun.
(tan)