Jakarta, – Direktorat Pencegahan Densus 88 Antiteror (AT) menggelar kegiatan pembinaan Da’i dan Khatib di wilayah Koja, Jakarta Utara pada hari Kamis, 22 Februari 2024. Kegiatan yang berlangsung dari pukul 08.00 WIB hingga selesai ini bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan dan peran aktif para Da’i dan Khatib dalam mencegah penyebaran paham radikalisme di lingkungan masjid.
AKBP Dofir, perwakilan dari Tim Densus 88 AT, menekankan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu upaya Densus 88 untuk menunjukkan sisi humanis dalam menangani aksi teror. Ia juga menyampaikan bahwa masjid, menurut penelitian BRIN, merupakan salah satu tempat yang rentan terhadap penyebaran paham radikalisme.
“Oleh karena itu, penting bagi para Da’i dan Khatib untuk diedukasi tentang bahaya radikalisme agar mereka dapat melakukan deteksi dini di lingkungan masjid,” ujar AKBP Dofir.
Ia juga menambahkan bahwa konsep wasathiyah (keseimbangan) dalam Islam merupakan hal yang penting untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. “Rasulullah SAW pun menerapkan konsep ini, dan Da’i dan Khatib memiliki kewajiban untuk menjaga perdamaian tersebut,” tegasnya.
Febri Ramdhani, seorang mantan returnis (WNI yang pernah bergabung dengan ISIS di Suriah), turut hadir dalam kegiatan ini untuk berbagi pengalamannya. Ia menceritakan bagaimana dirinya terpapar paham radikalisme dan bagaimana ia akhirnya memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan meninggalkan ISIS.
“Paham radikal ini bisa menyerang siapa saja, karena yang diserang adalah ideologi,” kata Febri. “Jika ideologi sudah terpapar, maka akan sulit dan perlu waktu untuk disembuhkan. Oleh karena itu, pentingnya pencegahan agar meminimalisir orang yang terpapar.”
Febri mengajak seluruh peserta untuk membantu dan bersinergi dengan Densus 88 AT dalam memerangi paham radikalisme di lingkungan masjid. “Mari kita jaga NKRI bersama-sama,” pungkasnya.