Dalam kunjungannya ke kantor redaksi Metro Jambi dan Metrojambi.com, Selasa (18/2/2020), Kapolda Jambi Irjen Pol Firman Shantyabudi sempat berbagi sedikit kisah mengenai alasan dirinya memilih menjadi seorang polisi, tidak mengikuti jejak sang ayah yang merupakan prajurit TNI.
Irjen Pol Firman merupakan anak ketiga dari tujuh bersaudara. Lulusan Akpol 1988 itu merupakan putra dari Try Sutrisno, mantan Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) yang kemudian menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia periode 1993-1998.
Irjen Pol Firman mengisahkan, setelah lulus SMA ia sempat tidak tahu mau meneruskan kemana. Apalagi saat sekolah ia jurusan IPS, sehingga tidak bisa masuk Akmil untuk mengikuti jejak sang ayah.
Dikatakannya, dirinya tidak pernah diarahkan oleh sang ayah untuk menjadi prajurit TNI atau anggota kepolisian. Irjen Pol Firman mengatakan, sang ayah hanya berpesan untuk selalu memberikan yang terbaik apapun pekerjaan yang digeluti.
“Tidak pernah diminta jadi apa. Boleh jadi apapun. Beliau hanya berpesan, walaupun hanya menjadi seorang pembuat amplop, buatlah amplop yang terbaik,” ungkap Irjen Pol Firman mengenang pesan sang ayah.
Akhirnya, kata Irjen Pol Firman, ia memilih untuk masuk Taruna kepolisian. Saat itu, kata Irjen Pol Firman, yang terpikir hanya bagaimana cara agar tidak membebani orang tua.
“Saya tujuh bersaudara. Saya nomor tiga. Kakak pertama saya (kuliah, red) dokter gigi. Yang kedua di IPB, kemudian ikut program Pak BJ Habibie keluar negeri. Saya sendiri masuk taruna,” beber Irjen Pol Firman.
“Saat itu saya dan kakak-kakak saya berpikir bagaimana agar tidak membebani orang tua, karena masih ada adi-adik yang harus dibiayai. Apalagi orang tua saya kan dari Korps Zeni, dimana jabatan paling tinggi adalah Direktur Zeni, bintang satu. Beliau sendiri memprediksi selesai (pensiun pangkat, red) kolonel,” kata Irjen Pol Firman menambahkan.
Lebih lanjut Kapolda Jambi mengatakan, keluarga tidak pernah membayangkan jika sang ayah akan menduduki jabatan Panglima ABRI. Dikatakan Firman, saat ia masuk Taruna, sang ayah masih berpangkat bintang dua atau Mayor Jenderal.
Dikatakannya lagi, sang ayah naik bintang empat dan menjadi Panglima ABRI saat ia sudah Taruna tingkat empat. Namun Firman menegaskan, ia tidak pernah membawa-bawa nama sang ayah untuk meminta jabatan setelah lulus Taruna kepolisian.
“Saya anak Pak Try (Sutrisno, red) iya, tapi saya bukan anak Panglima (ABRI),” tegas Irjen Pol Firman, yang mengawali karirnya di kepolisian sebagai Kaur Binops Satserse Polresta Bogor.
Irjen Pol Firman juga mengatakan jika ia sering dinasihati agar tidak bergantung pada hal-hal yang tidak kekal seperti pangkat, jabatan, maupun umur. “Saya tidak tergantung dengan jabatan beliau. Berbuat baik saja. Tuhan sudah punya rencana. Kita hanya berikhtiar,” ujarnya.
Selain itu, Irjen Pol Firman juga mengatakan setiap kali ia berganti jabatan, sang ayah selalu berpesan untuk memulainya dengan bismillah.
“Beliau selalu bilang, mulai dengan bismillah. Begitu dapat TR (Telegram Rahasia), saya selalu bilang innalillahi. Karena jabatan bisa mengangkat saya, dan bisa pula menjatuhkan saya,” pungkasnya.