Hari : Rabu, 28 Februari 2024
Pukul : 09.00 s/d Selesai
Tempat : Aula Dinas Pendidikan Jakarta Selatan, Jakarta Selatan
Undangan Yang Hadir
1. Drs. Sarwoko, M.Pd (Kepala Suku Dinas Pendidikan Jaksel 2)
2. Puji Safitri Handayani (Suku Dinas Pendidikan Pendidikan Jaksel 2)
3. Boas Simanjuntak S.Sos ( Peneliti paham IRET)
4. 224 Peserta Kepala Sekolah Wilayah Jakarta Selatan 2
PERSONEL YANG TERLIBAT :
1. AKBP DOFIR
2. BRIPTU ARYO
3. BRIPDA RAFLI
1. AKBP DOFIR
– Tim menyampaikan Direktorat Pencegahan Densus 88 AT merupakan salah satu direktorat yang bertujuan untuk menunjukan bahwa Densus selain militan tetapi juga memiliki sisi humanis dalam menangani aksi teror.
– Tim menyampaikan menurut penelitian yang dilakukan oleh BRIN Sekolah merupakan salah satu tempat pintu penyebaran paham radikalisme.
– Tim menyampaikan berdasarkan data tersebut, perlu sekiranya seluruh instrument penyelenggara sekolah untuk ikut bersinergi dengan Densus dalam upaya menangkal paham radikalisme di lingkungan Sekolah.
– Tim menyampaikan perkembangan penyebaran paham IRET ini sangat cepat, di social media banyak sekali konten radikalisme, sehingga Guru memiliki peranan penting untuk melakukan deteksi dini.
– Tim menyampaikan bahwa Sekolah harus mencetak generasi penerus yang ingin memajukan bangsa Indonesia, bukan yang berniat untuk menghancurkan kesatuan bangsa Indonesia.
– Ybs menyampaikan dengan deklarasi ini guru memiliki Tanggung Jawab untuk mengawasi siswa, dan bisa melakukan upaya detekksi dini di lingkungan sekolahnya.
2. Boas Simanjuntak S.Sos ( Peneliti paham IRET)
– Ybs menyampaikan bahwa di Indonesia, ada cukup banyak data yang menunjukkan tingginya tingkat dukungan atau pemahaman yang radikal di kalangan Pelajar,
– Ybs menyampaikan juga bahwa radikalisme di lingkungan sekolah adalah masalah paling serius yang perlu mendapatkan perhatian, baik dalam konteks Indonesia maupun secara global, kita harus memprihatinkan terhadap fakta bahwa para siswa yang seharusnya menjadi agen perubahan yang positif, terlibat dalam masalah radikalisme.
– Ybs juga menyampaikan bahwa banyak cara penyebaran paham radikal dan terorisme, mulai dari kajian agama, hubungan keluarga, bahkan media sosial. Pihaknya menilai, penyebaran radikalisme di media sosial memiliki kerawanan yang lebih besar dibanding media konservatif lainnya karena bersifat terbuka dan nyaris tanpa saring, Kebiasaan tanpa menyaring bisa membuat penyebaran paham radikal cepat meluas. Masyarakat, terutama mahasiswa harus waspada dan berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan berita yang tidak bisa dipastikan tingkat kebenarannya.
– Ybs menyampaikan bahwa guru memiliki peranan penting untuk menangkal paham radikal di lingkungan sekolah, karena penyebaran paham IRET mengikuti perkembangan jaman sehingga guru juga perlu mengetahui pola penyebaranya.
– Ybs mengajak seluruh guru agar membentengi muridnya dari paham IRET ini, karena paham ini menyerang ideologi sehingga agak sulit untuk di sembuhkan