MALANG – Aparat Kepolisian Resor Malang, Polda Jatim, melakukan evakuasi terhadap dua pendaki yang diduga mengalami hipotermia di Gunung Kawi pada Senin (29/4/2024). Kedua pendaki remaja perempuan tersebut dilakukan upaya penyelamatan akibat mengalami kelelahan dan hipotermia.
Kasihumas Polres Malang, Iptu Ahmad Taufik, mengonfirmasi kejadian tersebut. Kedua perempuan tersebut berinisial NS (21), dan CP (22), warga Dusun Segenggeng, Desa Wonokerso, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang.
“Betul, evakuasi dilakukan oleh tim gabungan dari Polsek Wagir, Koramil 0818/18 Wagir, Perhutani, Muspika, dan relawan,” ujar Iptu Taufik di Polres Malang, Selasa (30/4).
Kasihumas menambahkan, peristiwa ini berawal saat kedua korban memutuskan untuk mendaki Puncak Batu Tulis, Gunung Kawi, bersama rombongan sejumlah 15 orang. Mereka memulai perjalanan melalui jalur Precet, Desa Sumbersuko, Kecamatan Wagir, pada Minggu (28/4/2024) pagi. Perjalanan yang diestimasikan akan berlangsung selama 6 jam.
Namun, nasib berkata lain. Kedua pendaki perempuan tiba-tiba lemas dan tidak mampu melanjutkan perjalanan. Diduga kuat hal ini disebabkan oleh kelelahan dan suhu yang terus turun akibat hujan deras yang mengguyur sepanjang perjalanan.
“Dugaan sementara bahwa kedua pendaki perempuan kelelahan dan kedinginan karena hujan turun sepanjang perjalanan,” jelasnya.
Mengetahui kondisi teman mereka yang sakit, sebagian anggota rombongan memutuskan untuk turun ke posko pendakian Merkusi untuk meminta bantuan. Laporan tersebut kemudian disampaikan kepada Polsek Wagir dan Muspika setempat, yang segera merespons dengan menginisiasi proses evakuasi.
“Informasi diterima pada Minggu (28/4) sekitar pukul 20.00 WIB, lalu koordinasi dan proses evakuasi dilakukan sekitar pukul 23.30 WIB,” tambah Iptu Taufik.
Tim evakuasi berhasil mengangkut kedua pendaki dan tiba di posko pendakian pada Senin (29/4) sekitar pukul 11.00 WIB. Mereka kemudian segera dilarikan menggunakan mobil ambulans menuju Puskesmas Wagir untuk mendapatkan perawatan medis yang diperlukan.
Iptu Taufik mengingatkan para pendaki untuk selalu memperhatikan perkiraan cuaca dan kondisi jalur pendakian sebelum memulai perjalanan. Kesiapan mental dan fisik juga menjadi hal yang tidak boleh diabaikan, agar para pendaki dapat menghadapi tantangan yang mungkin terjadi selama perjalanan dengan lebih tenang dan siap.
“Pendaki gunung diimbau untuk mempersiapkan stamina dan peralatan dengan baik sebelum melakukan pendakian gunung, terutama saat musim hujan seperti saat ini. Kondisi cuaca yang tidak menentu dapat meningkatkan risiko terkena hipotermia atau kelelahan yang berpotensi membahayakan keselamatan,” imbaunya. (u-hmsresma)