Humas.polri.go.id (Sumut) – Rubiah atau dikenal sebagai Alung Harahap (17) korban pembunuhan dalam kamar kos-kosan di Jalan Jalan Punak, Kelurahan Sei Putih Timur II, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan, Rabu (4/12/2019), dikenal baik semasa hidup.
Hal itu diungkapkan oleh abang korban bernama Awaluddin (23) yang merupakan anak keempat dari lima bersaudara keluarga korban. Dalam susunan anak, Rubiah merupakan anak kelima. Mereka 2 di antaranya perempuan dan 3 laki-laki.
“Saya dengar kabar adik meninggal dikabari kawan yang baru lihat di Facebook. Jujur waktu dengar kabar saya kaget kali. Terus saya langsung pulang kerumah,” kata Awal melalui sambungan telepon seluler, Senin (9/12/2019).
Awal mengaku terakhir bertemu dengan adiknya sekitar tiga Minggu lalu. Sebelum korban ditemukan bersimbah darah ada sayatan di leher sebelah kanan, bekas luka benturan lebam di kening bagian atas, pipi dan kaki.
Korban juga kenakan jam kecil berwarna hitam di tangan bagian kanan. Kotak bungkus rokok. Kotak sabun, gagang pisau karter berwarna merah dan tulisan “MATI KW (Mati kau)” dan tulisan tidak pantas “P**** gratis gelik,” ditulis menggunakan darah korban.
Tersangka Samsir Halomoan Harahap (30) yang mengaku pacar korban, sudah berumah tangga dan punya satu istri dan dua orang anak. Dia kesal karena saat dia mendatangi kosan, korban sedang tidak berada di tempat.
“Kita sudah pacaran sekitar 8 bulan. Awalnya kami kenal di diskotik. Korban tidak punya marga dia pakai margaku. Karena dia aslinya orang Melayu,” kata tersangka Samsir.
“Kalau tulisan di dinding karena kami sering berkelahi. Pokoknya saya cemburu sama dia. Itu bukan darah tapi saya buatnya pakai lipstik gitu,” ungkapnya.
Dikatakan Awal, saat pulang ke Kampung di Secanggang, adiknya itu datang bersama dua orang teman yang tidak dia kenal.
“Terakhir ketemu 3 Minggu sebelum kejadian. Dia pulang bersama teman cewek dan cowok. Tapi saya tidak kenal itu siapa,” kata Awal
“Dia pulang waktu itu, setelah saya chat via WhatsApp untuk melihat-lihat kondisi keluarga,” sambungnya.
Mengenai adanya hal mencurigakan sebelum Rubiah tewas, Awal menuturkan bahwa saat adiknya pulang ke Kampung wajahnya terlihat alami lebam-lebam.
“Hal mencurigakan waktu pas dia pulang. Wajahnya ada lebam-lebam. Tapi, dia tidak bilang itu dipukul kekasih. Dia hanya bilang lagi ada masalah sama teman perempuan,” ujarnya.
“Dia tidak bilang masalah terkait apa. Karena asal ditanya juga dia tidak pernah mau bilang,” sambungnya.
Dijelaskan Awal bahwa adik bungsunya itu dikenal orang yang tertutup untuk masalah pribadi. Kalau ada masalah dia biasa diam saja. Asal ditanya apa ada masalah, dia hanya diam saja.
“Dia enggak pernah mau cerita apapun sama sekali,” katanya.
Awal menyebut setelah adiknya bercerai dengan suaminya bernama Irwansyah, korban merantau ke Kota Medan untuk mencari nafkah.
“Alasan dia mau kerja untuk mencari nafkah untuk anak dan keluarga di kampung,” tuturnya.
Awal bercerita adiknya itu telah memiliki seorang anak perempuan bernama Asyifa Putri Salbiah (2). Selama dua tahun terakhir, anak korban dirawat oleh ibunya (nenek) di kampung halaman. Sedangkan adiknya mengadu nasib di Kota Medan untuk mencari nafkah.
“Hal yang paling ingat dari sosok adik, dia sangat penyayang sama keluarga. Kalau ada uang memang tidak pelit orangnya. Apalagi kalau misalnya ada keluarga di jelek-jelekin, orang dia mau pasang badan untuk membela keluarga,” kenangnya.
“Saya berharap, semoga adik saya diberi tempat yang terbaik dan dilapangkan disana,” pungkas Awal. ( DA)